Minggu, 08 Mei 2016

pielonefritis akut dan kasus

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Manusia adalah individu yang mempunyai sub-sub sistem. Sub-sub sistemtersebut adalah sistem pernapasan, system perkemihan, sistem pencernaan, system kardiovaskular, dan system lainnya. Keseimbangan antara semua system tersebutlah yang menyebabkan manusia dikatakan sehat secara jasmani. Semua system tersebut melibatkan organ-organ dalam menjalankan tugasnya, seperti system perkemihan yang melibatkan organ ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Ginjal merupakan bagian utama  dari saluran kemih yang terdiri dari organ0organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan urin keluar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang komponen-komponen ginjal antara lain infeksi ginjal. Infeksi ginjal atau pyelonefritis merupakan peradangan pada jaringan ginjal. untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas tentang penyakit piyelonefritis akut agar tidak berlanjut kepada pyelonefritis kronik. 
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penyusun dapat membuat rumusan masalah seperti berikut.
a.       Apa yang dimaksud dengan pielonefritis akut?
b.      Apa penyebab dari penyakit pielonefritis akut?
c.       Bagaimana patofisiologi dari penyakit pielonefritis akut?
d.      Bagaimana tanda dan gejala dari penyakit pielonefritis akut?
e.       Bagaimana Komplikasi dari penyakit pielonefritis akut ?
f.       Bagaimana Penatalaksanaan dari penyakit pielonefritis akut ?
g.      Bagaimana pencegahan dari penyakit pielonefritis akut ?


1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah seperti berikut ini.
a.       Untuk mengetahui definisi pielonefritis akut
b.      Untuk mengetahui penyebab dari penyakit pielonefritis akut
c.       Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit pielonefritis akut
d.      Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit pielonefritis akut
e.       Untuk mengetahui Komplikasi dari penyakit pielonefritis akut
f.       Untuk mengetahui Penatalaksanaan dari penyakit pielonefritis akut
g.      Untuk mengetahui pencegahan dari penyakit pielonefritis akut













BAB II
PEMBAHASAN
1.1  Definisi Pielonefritis Akut
Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri. Infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang dimulai dari saluran kemih bagian bawah terus naik ke ginjal. Infeksi ini dapat mengenai parenkim maupun renal pelvis. Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1-2 minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut yang disebut dengan pielonefritis kronis.
Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas organ-organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih (urine) ke luar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang komponen-komponen ginjal, antara lain yaitu infeksi ginjal.
Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu :
a.    Pyelonefritis Akut
Pielonefritis akut adalah suatu reaksi inflamasi yang terjadi karena infeksi pada pielum dan parenkim ginjal. Biasanya kuman berasal dari saluran kemih bagian bawah naik ke ginjal melalui ureter. Kuman-kuman itu antara lain adalah E Colli, Proteus, Klebsiella, Strep faecalis dan enterokokus. Kuman Stafilokokus aureus  dapat menyebabkan pielonefritis melalui penularan secara hematogen, meskipun sekarang jarang dijumpai.
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai. Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal.
Pyelonefritis akut merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering ditemui.Gangguan ini tidak dapat dilepaskan dari infeksi saluran kemih. Infeksi ginjal lebih sering terjadi pada wanita, hal ini karena saluran kemih bagian bawahnya (uretra) lebih pendek dibandingkan laki-laki, dan saluran kemihnya terletak berdekatan dengan vagina dan anus, sehingga lebih cepat mencapai kandung kemih dan menyebar ke ginjal. Insiden penyakit ini juga akan bertambah pada wanita hamil dan pada usia di atas 40 tahun. Demikian pula, penderita kencing manis/diabetes mellitus dan penyakit ginjal lainnya lebih mudah terkena infeksi ginjal dan saluran kemih.
b.    Pielonefritis Kronis
Pyelonefritis kronis  juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin. Pyelonefritis kronis dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulangkali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis.      
2.2  Etiologi Pyelonefritis Akut
2.2.1   Bakteri
a.    Escherichia colli
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar) merupakan penyebab infeksi yang sering ditemukan pada pielonefritis akut tanpa komplikasi.

b.    Basilus proteus dan Pseudomonas auroginosa.
Pseudomonas juga merupakan patogen pada manusia dan merupakan penyebab infeksi pada saluran kemih.

c.    Klebsiella enterobacter
Klebsiella enterobacter merupakan salah satu patogen menular yang umumnya menyebabkan infeksi pernapasan, tetapi juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.

d.   Species proteus
Proteus yang pada kondisi normal ditemukan di saluran cerna, menjadi patogenik ketika berada di dalam saluran kemih.

e.    Enterococus
Mengacu pada suatu spesies streptococus yang mendiami saluran cerna dan bersifat patogen di dalam saluran kemih.

f.     Lactobacillus
Adalah flora normal di rongga mulut, saluran cerna, dan vagina, dipertimbangkan sebagai kontaminan saluran kemih.
Apabila ditemukan lebih dari satu jenis bakteri, maka spesimen tersebut harus dipertimbangkan terkontaminasi. Hampir semua gambaran klinis disebaban oleh endotoksemia. Tidak semua bakteri bersifat patogen di saluran perkemihan, tetapi semua bakteri tersebut ditemukan dalam sampel biakan urine. Namun, bakteri-bakteri tersebut tetap merupakan kontaminan.
2.2.2   Obstruksi Urinari Track.
Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.


2.2.3   Refluks
Merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih kembali ke dalam ureter.

2.2.4   Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi aliran darah dan aliran plasma efektif ke ginjal dan saluran kencing. Kecepatan filtrasi glomerulus dan fungsi tubuler meningkat 30-50%. Dibawah keadaan yang normal peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan uretra bekerja ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik uretra menurun. Sebagai akibat, gerakan urin ke kandung kemih lebih lambat. Stasis urin ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis. Estrogen dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi yang terjadi pada kadung kemih yang akan naik ke ginjal.        
2.3    Patofisiologi Pyelonefritis Akut
Bakteri naik ke ginjal dan pelvis ginjal melalui saluran kandung kemih dan uretra. Flora normal fekal seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphilococus aureus adalah bakteri paling umum yang menyebabkan pielonefritis akut. E. coli menyebabkan sekitar 85% infeksi.
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang. 20% dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai. Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal.




Penyebab ( Bakteri )

 

Masuk saluran kemih

Masuk aliran darah

Adanya obstruksi

Peradangan/infeksi ginjal

Hipertermi

Nyeri akut

Aliran balik ginjal oleh bakteri

Perubahan kenyamanan

Kurang pengetahuan

Ansietas

Gg. Pola tidur

Penguapan berlebih

Mukosa kering

Nafsu makan

Resiko kekurangan vol. cairan

gg. Nutrisi

Kelemahan

Intoleransi aktifitas

Ginjal

Hematuri

Demam

 

 


2.4  Tanda dan Gejala Pyelonefritis Akut
Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudian dapat disertai menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah. Pada beberapa kasus juga menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa nyeri berkemih dan frekuensi berkemih yang meningkat. Dapat terjadi kolik renalis, dimana penderita merasakan nyeri hebat yang desebabkan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau karena lewatnya batu ginjal. Bisa terjadi pembesaran pada salah satu atau kedua ginjal. Kadang juga disertai otot perut berkontraksi kuat.
a.    Pyelonefritis akut ditandai dengan pembengkakan ginjal atau pelebaran ginjal.
b.    Pada pengkajian di dapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea, nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan fisik.
c.    Client biasanya di sertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari.
d.   Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.


e.    Adanya keletihan.
f.     Nafsu makan rendah dan berat badan menurun.
g.    Adanya poliuria, haus yang berlebihan, anemia, proteinuria, dan kepekatan urin menurun.
h.    Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal.
i.      Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.
j.      Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada jaringan.
k.    Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hypertensi.

2.5  Komplikasi Pyelonefritis Akut
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut (Underwood, 2002):
a.    Nekrosis Papila Ginjal.
Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila guinjal, terutama pada penderita diabetes melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi.

b.    Fionefrosis.
Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat sekali dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan sistem kaliks mengalami supurasi, sehingga ginjal mengalami peregangan akibat adanya pus.

c.    Abses Perinefrik.
Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluas ke dalam jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.

2.6  Penatalaksanaan Pyelonefritis Akut
Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya akan sembuh tuntas. Namun residu infeksi bakteri dapat menyebabkan penyakit kambuh kembali terutama pada penderita yang kekebalan tubuhnya lemah seperti penderita diabetes atau adanya sumbatan/hambatan aliran urin misalnya oleh batu, tumor dan sebagainya. Penatalaksanaan medis menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007:
a.    Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobial seperti trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycin dengan atau tanpa ampicilin, cephelosporin, atau ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari
b.    Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasa nyaman, dan meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan obat farmakologi tambahan antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin (Ditropan) dan propantheline (Pro-Banthine)
c.    Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakan ginjal secara progresif.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritis adalah:
a.    Whole blood
b.    Urinalisis
c.    USG dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu ginjal, kelainan struktural atau penyebab penyumbatan air kemih lainnya.
d.   BUN
e.    Creatinin
f.     Serum Electrolytes
g.    Biopsi ginjal
h.    Pemeriksaan IVP : Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas struktur.

2.7  Pencegahan Pyelonefritis Akut
Untuk membantu perawatan infeksi ginjal, berikut beberapa hal yang harus dilakukan:
a.       minumlah banyak air (sekitar 2,5 liter) untuk membantu pengosongan kandung kemih serta kontaminasi urin.
b.      Perhatikan makanan (diet) supaya tidak terbentuk batu ginjal
c.       banyak istirahat di tempat tidur
d.      terapi antibiotika
Untuk mencegah terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan tidak pernah mengalami infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan cara membersihkan setelah buang air besar, terutama pada wanita. Senantiasa membersihkan dari depan ke belakang, jangan dari belakang ke depan. Hal tersebut untuk mencegah kontaminasi bakteri dari feses sewaktu buang air besar agar tidak masuk melalui vagina dan menyerang uretra.Pada waktu pemasangan kateter harus diperhatikan kebersihan dan kesterilan alat agar tidak terjadi infeksi.












BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pielonefritis Akut adalah suatu reaksi inflamasi yang terjadi karena infeksi pada pielum dan parenkim ginjal.Biasanya kuman berasal dari saluran kemih bagian bawah naik ke ginjal melalui ureter. Kuman - kuman itu antara lain adalah E Colli, Proteus, Klebsiella, Strep faecalis dan enterokokus. Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar) merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50% infeksi ginjal di rumah sakit. Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih.
Untuk mencegah terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan tidak pernah mengalami infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan cara membersihkan setelah buang air besar, terutama pada wanita. Senantiasa membersihkan dari depan ke belakang, jangan dari belakang ke depan. Hal tersebut untuk mencegah kontaminasi bakteri dari feses sewaktu buang air besar agar tidak masuk melalui vagina dan menyerang uretra.Pada waktu pemasangan kateter harus diperhatikan kebersihan dan kesterilan alat agar tidak terjadi infeksi.








DAFTAR PUSTAKA
Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith. 2007. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Alih Bahasa: Kuncara dkk. EGC: Jakarta.
Basuki. 2011. Dasar-Dasar Urologi Edisi III. Sagung Seto: Jakarta
Underwood, J.C.E. 2002. Patologi Umum dan Sistemik. EGC: Jakarta
















LAMPIRAN KASUS
Nona WS berusia 26 tahun, yang sebelumnya sehat-sehat saja,  dalam 2 hari ini menggigil tiba-tiba, disertai dengan demam tinggi dan nyeri pada sendi dan otot termasuk nyeri pinggang, yang membuatnya susah bergerak. Dia juga mengeluh mual, kehilangan nafsu makan, dan sakit kepala.
Hasil pemeriksaan:
Suhu: 38,5oC
Urinalisis: haematuria terang, dan bau yang tidak enak
Kreatinin serum : 136 µmol/l (normal : 65-115 µmol/l)
Urea serum : 8,4 mmol/l (normal: 3,0-6,5 mmol/l)
Dokter menyarankan untuk melakukan tes darah lengkap, termasuk U&E, perhitungan sel darah lengkap, kultur darah, sampel urin untuk alisis dan kultur, dan USG ginjal. Di diagnosis pyielonephritis bakteri akut, karena ditemukan di kultur urin tumbuh Escherichia coli. Nona WS diresepkan ciprofloxacin, awalnya 400 mg dua kali sehari dengan infus intravena, dikonversi setelah 48 jam untuk dosis 500 mg dua kali sehari secara oral untuk total perawatan 14 hari.
Penyelesaian kasus menggunakan metoda SOAP:
1.        Subjective :
Nama                           : Nona. WS
Umur                           : 26 tahun
Jenis Kelamin              : Perempuan
Gejala                          : Menggigil, demam, nyeri pada sendi dan otot, nyeri pinggaang, mual, kehilangan nafsu makan dan sakit kepala.





2.        Objective
Hasil pemeriksaan terhadap data-data klinik pasien :
Jenis Pemeriksaan
Data Pasien
Data Normal
Keterangan
Suhu Tubuh
38,5 oC
37oC
Meningkat
Serum kreatinin
136 µmol/L
65-115 µmol/L
Meningkat
Serum Urea
8,4 mmol/L
3,06-6,5mmol/L
Meningkat
Bakteri pada urin
+ Escherichia Coli
-
Bakteri (+)
 
Urinalisis : menunjukkan adanya hematuria, dan bau yang tidak sedap.
3.    Assesment
Berdasarkan gejala dan pemeriksaan terhadap data klinik pasien, maka pasien didiagnosa menderita Infeksi Saluran Kemih bagian atas (Pyelonephritis akut).

4.        Planning
a.    Tujuan Terapi
Tujuan Terapi Jangka Pendek :
·      Menghilangkan bakteri penyebab infeksi saluran kemih
·      Menghilangkan gejala dengan cepat

Tujuan Terapi Jangka Panjang :
·      Mencegah terjadinya infeksi ulangan (rekurensi)
·      Mencegah komplikasi dari penyakit infeksi saluran kemih
·      Mengurangi morbiditas dan mortalitas.

b.    Sasaran Terapi
·      Menghilangkan bakteri penyebab infeksi
·      Menghilangkan gejala

c.    Strategi Terapi
Terapi Farmakologi :
·      Ciprofloxacin 400 mg 2x sehari secara infus intravena, lalu setelah 48 jam berikan ciprofloxacin dosis 500 mg dua kali sehari secara oral selama 14 hari perawatan. Digunakan untuk menghilangkan bakteri penyebab infeksi.
·      Paracetamol tab 3 dd 1 tablet @500 mg, diberikan bila nyeri dan demam. Digunakan untuk menhilangkan nyeri kepala, nyeri sendi dan otot, nyeri pinggang, serta menurunkan demam.

Terapi Non Farmakologi :
·      Minum air putih dalam jumlah yang banyak agar urine yang keluar juga meningkat (merangsang diuresis).
·      Konsumsi buah-buahan
·      Olahraga ringan

d.      KIE
·      Buang air kecil sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra.
·      Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing agar bakteri tidak mudah berkembang biak.
·      Tidak menahan bila ingin berkemih.
·      Lakukan monitoring dan evaluasi pada pengobatan untuk melihat apakah tujuan terapi tercapai.