BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipotiroidisme
merupakan suatu sindroma klinis akibat penurunan produksi dan sekresi hormon
tiroid. Insidensi hipotiroidisme bervariasi tergantung kepada faktor geografik
dan lingkungan seperti kadar iodium dalam makanan dan asupan zat goitrogenik.
Selain itu juga berperan faktor genetik dan distribusi usia dalam populasi
tersebut.
Diseluruh
dunia penyebab hipotiroidisme terbanyak adalah akibat kekurangan iodium.
Sementara itu dinegara-negara dengan asupan iodium yang mencukupi, penyebab
tersering adalah tiroiditis autoimun. Gejala-gejala klinis hipotiroidisme
sering tidak khas, juga dapat ditemukan pada orang normal atau
penyakit-penyakit lain, maka untuk menegakkan diagnosisnya perlu diperiksa
fungsi tiroid.
Tindakan
operasi pada pasien dengan penyakit tiroid hampir semua bersifat elektif, mengingat
risiko kematian perioperatif meningkat pada pasien dengan penyakit tiroid yang tidak
terkontrol atau tidak terdiagnosis. Selain pengaruhnya yang dominan pada system
kardiovaskular, hipotiroidisme juga mempengaruhi pemberian obat-obat anestesi
akibat peningkatan atau penurunan bersihan dan volume distribusi obat pada
kondisi hipometabolisme.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penyusun dapat
membuat rumusan masalah seperti berikut.
a.
Apakah yang dimaksud dengan hipotiroid?
b.
Apasajakah jenis-jenis hipotiroid?
c.
Apasajakah etiologi dari hipotiroid?
d.
Apasajakah tanda dan gejala dari hipotiroid?
e.
Bagaimanakah patofisiologi dari hipotiroid?
f.
Bagaimanakah diagnosis dari hipotiroid?
g.
Bagaimanakah penatalaksanaan dari hipotiroid?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang
diharapkan dari penulisan makalah ini adalah seperti berikut ini.
a. Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan
mengetahui pengertian
dari hipotiroid
b. Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan
mengetahui jenis-jenis
dari hipotiroid
c. Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan
mengetahui etiologi
dari hipotiroid
d. Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan
mengetahui tanda
dan gejala dari hipotiroid
e. Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan
mengetahui patofisiologis
dari hipotiroid
f. Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan
mengetahui diagnosis
dari hipotiroid
g. Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan
mengetahui penatalaksanaan
dari hipotiroid.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Hipotiroid
Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat
penurunan fungsi hormon tiroid yang diikuti tanda dan gejala yang mempengaruhi
sistem metabolisme tubuh, dilihat dari adanya penurunan konsentrasi hormon
tiroid dalam darah disebabkan peningkatan kadar TSH (Tyroid Stimulating Hormon).
2.2
Jenis-Jenis
Hipotiroid
Hipotiroid
dapat diklasifikasikan berdasar waktu kejadian (kongenital atau akuisital), dan
disfungsi organ yang terjadi (primer atau sekunder/ sentral). Hipotiroid
kongenital biasa dijumpai di daerah dengan defisiensi asupan yodium endemis.
Pada anak-anak ini hipotiroid kongenital disebabkan oleh agenesis atau
disgenesis kelenjar tiroid atau gangguan sintesis hormon tiroid.
Hipotiroid
akuisital disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang paling sering dijumpai
adalah tiroiditis autoimun yang sering disebut tiroiditas Hashimoto. Peran autoimun
pada penyakit ini didukung adanya gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar
tiroid dan adanya antibodi tiroid dalam sirkulasi darah. Beberapa bahan kimia
maupun obat (misal: amiodarone, lithium, interferon) juga dapat menyebabkan
hipotiroid dengan cara mempengaruhi produksi hormon tiroid atau mempengaruhi
autoimunitas kelenjar tiroid.
Berdasarkan
disfungsi organ yang terkena, hipotiroid dibagi dua yaitu hipotiroid primer dan
hipotiroid sentral. Hipotiroid primer berhubungan dengan defek pada kelenjar
tiroid itu sendiri yang berakibat penurunan sintesis dan sekresi hormon tiroid,
sedangkan hipotiroid sentral berhubungan dengan penyakit penyakit yang
mempengaruhi produksi hormon thyrotropin releasing hormone (TRH) oleh
hipothalamus atau produksi tirotropin(TSH) oleh hipofisis.
2.3
Etiologi
Hipotiroid
a. Disgenesis
Tiroid
Merupakan
penyebab terbesar Hipotiroidisme Kongenital non endemik, kira-kira 85-90 %. Merupakan akibat dari
tidak adanya jaringan tiroid total (agenesis) atau parsial (hipoplasia) yang
dapat terjadi akibat gagalnya penurunan
kelenjar tiroid ke leher (ektopik), disini dapat terjadi agenesis unilateral atau hipoplasia. Faktor genetik
dan lingkungan mungkin berperan pada
disgenesis tiroid, namun demikian sebagian besar penyebabnya belum diketahui.
b. Inborn
Errors of Tyroid Hormonogenesis
Merupakan
kelainan terbanyak kongenital karena kelainan genetik. Defek yang didapatkan
adalah kegagalan mengkonsentrasikan yodium, defek organifikasi yodium karena
kelainan enzim TPO.
c. Resisten
TSH
Sindrom
resistensi hormone, bermanifestasi sangat luas, sebagai akibat dari berkurang atau tidak adanya respon “end
organ” terhadap hormone yang biologis
aktif. Hal ini dapat disebabkan karena defek pada reseptor atau post reseptor, TSH resisten adalah suatu
keadaan kelenjar tiroid refakter
terhadap rangsang TSH. Hilangnya fungsi reseptor TSH , akibat mutasi reseptor TSH defek molekuler pada
sebagian keluarga kasus dengan resisten
TSH yang ditandai dengan kadar serum TSH tinggi , dan serum hormon tiroid normal atau menurun,
disertai kelenjar tiroid normal atau hipoplastik.
d. Sintesis
atau Sekresi TSH berkurang.
Hipotiroidism
sentral disebabkan karena kelainan pada hipofisis atau hipotalamus. Pada bayi sangat jarang .
e. Menurunnya
Transport T4 Seluler
Sindrom
ini terjadi akibat mutasi monocarboxylate transporter 8 (MCT8), merupakan fasilitator seluler aktif transport
hormone tiroid ke dalam sel. Biasanya
pada laki laki menyababkan hipotiroidisme dengan kelainan neurologi seperti kelambatan perkembangan
menyeluruh, distonia hipotoniasentral ,
gangguan pandangan mata serta kadar T3 meningkat.
f. Resistensi
Hormone Tiroid
Merupakan
sindrom akibat dari tidak responsifnya jaringan target terhadap hormone tiroid,
ditandai dengan meningkatnya kadar FT4 dan FT3 dalam sirkulasi dengan kadar TSH sedikit meningkat
atau normal.
g.
Defisiensi Yodium
Pada
janin maupun pada bayi yang baru lahir sangat peka pengaruh nya pada tiroid, sehingga harus dihindarkan
penggunannya yodiu pada ibu selama
kehamilan, sumber sumber yodium termasuk obat-obatan (kalium yodia, amidarone), bahan kontras radiologi(
untuk pyelogram intra vena,
cholecytogram) dan larutan antiseptic (yodium povidon) yang
digunakan membersihkan kulit dan vagina,
dapat berpengaruh.
2.4
Tanda
dan Gejala Hipotiroid
Otak
|
Lemah, lelah, mengantuk, depresi,
kemampuan bicara menurun,gangguan ingatan
|
Mata
|
Gangguan penglihatan
|
Telinga, hidung, tenggorokan
|
Suara serak
|
Kelenjar tiroid
|
Pembesaran tiroid/goiter noduler atau
difusa
|
Jantung dan pembuluh darah
|
Bradikardia, hipertensi diastolic,
kardiak output berkurang
|
Saluran cerna
|
Konstipasi, berat badan naik/gemuk
|
Ginjal
|
Fungsi ginjal menurun, retensi cairan
|
System reproduksi
|
Infertilitas, gangguan menstruasi
|
Otot dan saraf
|
Kaku sendi, kesemutan, nyeri sendi,
gerakan otot lemah (kurang energi)
|
Kulit
|
Dingin berlebihan, produksi keringat
berkurang
|
2.5
Patofisiologi
Hipotiroid
Sebagian besar pasien hipotiroid
mengalami kegagalan kelenjar toiroid. Penyebab lainnya yaitu autoimun
kronis (penyakit hasimoto), kekurangan iodine, kerusakan enzim. Kegagalan
kelenjar pituitary hebat disebabkan karena tumor kelenjar pituitary, radiasi
luar pituitary, dan mekanisme autoimun.
2.6 Diagnosis
Hipotiroid
Diagnose
|
Total T4
|
Free T4
|
Total T3
|
T3 resin uptake
|
Free thyroxin index
|
TSH
|
Normal
|
4,5-10,9 mcg/dL
|
1,8-2,7 mg/dL
|
60-181 mg/dL
|
22-34% mg/dL
|
1-4,3 unit
|
0,5-4,7 milli-UI/L
|
Hipotiroid
|
menurun
|
Menurun
|
Menurun
|
menurun
|
Menurun
|
meningkat
|
Peningkatan TBG
|
Meningkat
|
normal
|
meningkat
|
menurun
|
normal
|
normal
|
2.7
Penatalaksanaan
Hipotiroid
2.7.1 Algoritma
2.7.2 Terapi
Nonfarmakologi
a. Operasi
b. Olahraga
teratur
c. Mengkonsumsi
kacang-kacangan
d. Mengkonsumsi
makanan yang mengandung iodium yang cukup setiap hari
2.7.3
Terapi Farmakologi
Tujuan
dari pengobatan yaitu mengembalikan secepatnya kadar T4 serum normal, harus
dihindari timbulnya hipotiroidisme, namun harus merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kembali normal. Setelah didiagnosis segera berikan pengobatan
dengan L-T4 10 – 15 µg/ kgBB agar T4 kembali secepatnya. Bayi dengan hipotiroid
kompensasi dapat dimulai dari dosis rendah, sedang hipotiroidisme berat (kadar t4 < 5 μg/L
atau 64 nmol/L) seperti pada agenesis tiroid harus dimulai dengan dosis tinggi
15 µg/ kgBB. Dengan dosis yang diberikan
diatas, sebagian besar bayi kadar T4 serum kembali normal dalam waktu satu
minggu dan TSH dalam waktu satu bulan.
Rekomendasi
saat ini yang dianjurkan adalah mengulang pemeriksaan kadar T4 dan TSH pada 2
dan 4 minggu sesudah pengobatan dengan L-thyroksin, setiap 1–2 bulan dalam 1
tahun pertama pengobatan, setiap 2 -3 bulan pada usia 1–3 tahun, setelah itu
setiap 3-12 bulan sampai pertumbuhan selesai.
Untuk
hipotiroid kongenital yang sementara (transient) sebenarnya tidak diperlukan pengobatan karena fungsi dari
kelenjar tiroid akan kembali normal setelah lahir dalam waktu yang bervariasi
tergantung penyebabnya. Namun kadang diperlukan pengobatan untuk masa yang
bervariasi karena kadang sulit diketahui apakah ini tergolong sementara atau
permanen pada awal kelahiran, sehingga pengobatan tetap diberikan.
Pada
bayi hipotiroid yang pada saat lahir dasar kelainan organiknya tidak jelas dan
yang dicurigai hipotiroidisme transien, maka penghentian pengobatan dapat
dicoba setelah usia 3 tahun, pada masa tersebut maturasi otak sudah tidak
tergantung hormone tiroid. Pada bayi premature, hal yang perlu dipertimbangkan
pada usia kehamilannya kurang dari 27 minggu dengan T4 rendah dan TSH tinggi diberikan
pengobatan dengan dosis 8 ug/kgBB/hari.
Pada pasien yang benar-benar
hipotiroidisme berat dan telah berlangsung lama, bila diberikan pengobatan
untuk menormalkan keadaan aktivitas yang dibawah normal ini secepatnya, akan
terjadi efek samping yang tidak diinginkan (kemunduran prestasi sekolah,
perhatiannya cepat berpindah, hiperaktif, insomnia, kelainan tingkah laku),
sehingga pengobatan harus diberikan dengan dosis kecil dinaikkan perlahan-lahan
selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipotiroid
adalah suatu penyakit akibat penurunan fungsi hormon tiroid yang diikuti tanda
dan gejala yang mempengaruhi sistem metabolisme tubuh, dilihat dari adanya
penurunan konsentrasi hormon tiroid dalam darah disebabkan peningkatan kadar
TSH (Tyroid Stimulating Hormon). Jenis-jenis hiporitoid berdasarkan waktu
kejadian dan disfungsi organ.
Sebagian besar pasien hipotiroid
mengalami kegagalan kelenjar toiroid. Penyebab lainnya yaitu autoimun kronis
(penyakit hasimoto), kekurangan iodine, kerusakan enzim. Kegagalan kelenjar pituitary hebat disebabkan
karena tumor kelenjar pituitary, radiasi luar pituitary, dan mekanisme
autoimun. Pengobatan hipotiroid bias melalui operasi, pemberian yodium yang
cukup beserta oba-obatan yang dapat membantu sekresi kelenjar tiroid.
DAFTAR
PUSTAKA
Kumar, Cotran
dan Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi
Edisi 7. EGC : Jakarta
Sherwood, L.
2007. Fisiologi Manusia Dari Sel ke
Sistem. EGC : Jakarta
Syarif, Amir
dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.
FK UI : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar