Rabu, 06 April 2016

HIPOTIROIDISME

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hipotiroidisme merupakan suatu sindroma klinis akibat penurunan produksi dan sekresi hormon tiroid. Insidensi hipotiroidisme bervariasi tergantung kepada faktor geografik dan lingkungan seperti kadar iodium dalam makanan dan asupan zat goitrogenik. Selain itu juga berperan faktor genetik dan distribusi usia dalam populasi tersebut.
Diseluruh dunia penyebab hipotiroidisme terbanyak adalah akibat kekurangan iodium. Sementara itu dinegara-negara dengan asupan iodium yang mencukupi, penyebab tersering adalah tiroiditis autoimun. Gejala-gejala klinis hipotiroidisme sering tidak khas, juga dapat ditemukan pada orang normal atau penyakit-penyakit lain, maka untuk menegakkan diagnosisnya perlu diperiksa fungsi tiroid.
Tindakan operasi pada pasien dengan penyakit tiroid hampir semua bersifat elektif, mengingat risiko kematian perioperatif meningkat pada pasien dengan penyakit tiroid yang tidak terkontrol atau tidak terdiagnosis. Selain pengaruhnya yang dominan pada system kardiovaskular, hipotiroidisme juga mempengaruhi pemberian obat-obat anestesi akibat peningkatan atau penurunan bersihan dan volume distribusi obat pada kondisi hipometabolisme.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penyusun dapat membuat rumusan masalah seperti berikut.
a.     Apakah yang dimaksud dengan hipotiroid?
b.    Apasajakah jenis-jenis hipotiroid?
c.     Apasajakah etiologi dari hipotiroid?
d.    Apasajakah tanda dan gejala dari hipotiroid?
e.     Bagaimanakah patofisiologi dari hipotiroid?
f.     Bagaimanakah diagnosis dari hipotiroid?
g.    Bagaimanakah penatalaksanaan dari hipotiroid?
1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah seperti berikut ini.
a.     Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui pengertian dari hipotiroid
b.    Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis dari hipotiroid
c.     Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui etiologi dari hipotiroid
d.    Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui tanda dan gejala dari hipotiroid
e.     Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui patofisiologis dari hipotiroid
f.     Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui diagnosis dari hipotiroid
g.    Agar Mahasiswa/i dapat memahami dan mengetahui penatalaksanaan dari hipotiroid.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Definisi Hipotiroid
Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat penurunan fungsi hormon tiroid yang diikuti tanda dan gejala yang mempengaruhi sistem metabolisme tubuh, dilihat dari adanya penurunan konsentrasi hormon tiroid dalam darah disebabkan peningkatan kadar TSH (Tyroid Stimulating Hormon).

2.2    Jenis-Jenis Hipotiroid
Hipotiroid dapat diklasifikasikan berdasar waktu kejadian (kongenital atau akuisital), dan disfungsi organ yang terjadi (primer atau sekunder/ sentral). Hipotiroid kongenital biasa dijumpai di daerah dengan defisiensi asupan yodium endemis. Pada anak-anak ini hipotiroid kongenital disebabkan oleh agenesis atau disgenesis kelenjar tiroid atau gangguan sintesis hormon tiroid.
Hipotiroid akuisital disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang paling sering dijumpai adalah tiroiditis autoimun yang sering disebut tiroiditas Hashimoto. Peran autoimun pada penyakit ini didukung adanya gambaran infiltrasi limfosit pada kelenjar tiroid dan adanya antibodi tiroid dalam sirkulasi darah. Beberapa bahan kimia maupun obat (misal: amiodarone, lithium, interferon) juga dapat menyebabkan hipotiroid dengan cara mempengaruhi produksi hormon tiroid atau mempengaruhi autoimunitas kelenjar tiroid.
Berdasarkan disfungsi organ yang terkena, hipotiroid dibagi dua yaitu hipotiroid primer dan hipotiroid sentral. Hipotiroid primer berhubungan dengan defek pada kelenjar tiroid itu sendiri yang berakibat penurunan sintesis dan sekresi hormon tiroid, sedangkan hipotiroid sentral berhubungan dengan penyakit penyakit yang mempengaruhi produksi hormon thyrotropin releasing hormone (TRH) oleh hipothalamus atau produksi tirotropin(TSH) oleh hipofisis.
2.3    Etiologi Hipotiroid
a.    Disgenesis Tiroid
Merupakan penyebab terbesar Hipotiroidisme Kongenital non endemik,  kira-kira 85-90 %. Merupakan akibat dari tidak adanya jaringan tiroid total (agenesis) atau parsial (hipoplasia) yang dapat terjadi akibat gagalnya  penurunan kelenjar tiroid ke leher (ektopik), disini dapat terjadi agenesis  unilateral atau hipoplasia. Faktor genetik dan lingkungan mungkin  berperan pada disgenesis tiroid, namun demikian sebagian besar  penyebabnya belum diketahui.

b.    Inborn Errors of Tyroid Hormonogenesis
Merupakan kelainan terbanyak kongenital karena kelainan genetik. Defek yang didapatkan adalah kegagalan mengkonsentrasikan yodium, defek organifikasi yodium karena kelainan enzim TPO.

c.    Resisten TSH
Sindrom resistensi hormone, bermanifestasi sangat luas, sebagai akibat  dari berkurang atau tidak adanya respon “end organ” terhadap hormone  yang biologis aktif. Hal ini dapat disebabkan karena defek pada reseptor  atau post reseptor, TSH resisten adalah suatu keadaan kelenjar tiroid  refakter terhadap rangsang TSH. Hilangnya fungsi reseptor TSH , akibat  mutasi reseptor TSH defek molekuler pada sebagian keluarga kasus  dengan resisten TSH yang ditandai dengan kadar serum TSH tinggi , dan  serum hormon tiroid normal atau menurun, disertai kelenjar tiroid normal atau hipoplastik.



d.   Sintesis atau Sekresi TSH berkurang.
Hipotiroidism sentral disebabkan karena kelainan pada hipofisis atau  hipotalamus. Pada bayi sangat jarang .

e.    Menurunnya Transport T4 Seluler
Sindrom ini terjadi akibat mutasi monocarboxylate transporter 8 (MCT8),  merupakan fasilitator seluler aktif transport hormone tiroid ke dalam sel.  Biasanya pada laki laki menyababkan hipotiroidisme dengan kelainan  neurologi seperti kelambatan perkembangan menyeluruh, distonia  hipotoniasentral , gangguan pandangan mata serta kadar T3 meningkat.

f.     Resistensi Hormone Tiroid
Merupakan sindrom akibat dari tidak responsifnya jaringan target terhadap hormone tiroid, ditandai dengan meningkatnya kadar FT4 dan FT3 dalam  sirkulasi dengan kadar TSH sedikit meningkat atau normal.

g.    Defisiensi Yodium
Pada janin maupun pada bayi yang baru lahir sangat peka pengaruh nya  pada tiroid, sehingga harus dihindarkan penggunannya yodiu pada ibu  selama kehamilan, sumber sumber yodium termasuk obat-obatan (kalium  yodia, amidarone), bahan kontras radiologi( untuk pyelogram intra vena,  cholecytogram) dan larutan antiseptic (yodium povidon) yang digunakan  membersihkan kulit dan vagina, dapat berpengaruh.
2.4    Tanda dan Gejala Hipotiroid
Otak
Lemah, lelah, mengantuk, depresi, kemampuan bicara menurun,gangguan ingatan
Mata
Gangguan penglihatan
Telinga, hidung, tenggorokan
Suara serak
Kelenjar tiroid
Pembesaran tiroid/goiter noduler atau difusa
Jantung dan pembuluh darah
Bradikardia, hipertensi diastolic, kardiak output berkurang
Saluran cerna
Konstipasi, berat badan naik/gemuk
Ginjal
Fungsi ginjal menurun, retensi cairan
System reproduksi
Infertilitas, gangguan menstruasi
Otot dan saraf
Kaku sendi, kesemutan, nyeri sendi, gerakan otot lemah (kurang energi)
Kulit
Dingin berlebihan, produksi keringat berkurang

2.5    Patofisiologi Hipotiroid
Sebagian besar pasien hipotiroid mengalami kegagalan kelenjar toiroid. Penyebab lainnya yaitu autoimun kronis (penyakit hasimoto), kekurangan iodine, kerusakan enzim. Kegagalan kelenjar pituitary hebat disebabkan karena tumor kelenjar pituitary, radiasi luar pituitary, dan mekanisme autoimun.

2.6    Diagnosis Hipotiroid

Diagnose
Total T4
Free T4
Total T3
T3 resin uptake
Free thyroxin index
TSH
Normal
4,5-10,9 mcg/dL
1,8-2,7 mg/dL
60-181 mg/dL
22-34% mg/dL
1-4,3 unit
0,5-4,7 milli-UI/L
Hipotiroid
menurun
Menurun
Menurun
menurun
Menurun
meningkat
Peningkatan TBG
Meningkat
normal
meningkat
menurun
normal
normal

2.7    Penatalaksanaan Hipotiroid
2.7.1   Algoritma
2.7.2   Terapi Nonfarmakologi
a.       Operasi
b.      Olahraga teratur
c.       Mengkonsumsi kacang-kacangan
d.      Mengkonsumsi makanan yang mengandung iodium yang cukup setiap hari

2.7.3        Terapi Farmakologi
Tujuan dari pengobatan yaitu mengembalikan secepatnya kadar T4 serum normal, harus dihindari timbulnya hipotiroidisme, namun harus merangsang pertumbuhan dan perkembangan kembali normal. Setelah didiagnosis segera berikan pengobatan dengan L-T4 10 – 15 µg/ kgBB agar T4 kembali secepatnya. Bayi dengan hipotiroid kompensasi dapat dimulai dari dosis rendah, sedang  hipotiroidisme berat (kadar t4 < 5 μg/L atau 64 nmol/L) seperti pada agenesis tiroid harus dimulai dengan dosis tinggi 15 µg/ kgBB. Dengan dosis yang  diberikan diatas, sebagian besar bayi kadar T4 serum kembali normal dalam waktu satu minggu dan TSH dalam waktu satu bulan.
Rekomendasi saat ini yang dianjurkan adalah mengulang pemeriksaan kadar T4 dan TSH pada 2 dan 4 minggu sesudah pengobatan dengan L-thyroksin, setiap 1–2 bulan dalam 1 tahun pertama pengobatan, setiap 2 -3 bulan pada usia 1–3 tahun, setelah itu setiap 3-12 bulan sampai pertumbuhan selesai.
Untuk hipotiroid kongenital yang sementara (transient) sebenarnya tidak  diperlukan pengobatan karena fungsi dari kelenjar tiroid akan kembali normal setelah lahir dalam waktu yang bervariasi tergantung penyebabnya. Namun kadang diperlukan pengobatan untuk masa yang bervariasi karena kadang sulit diketahui apakah ini tergolong sementara atau permanen pada awal kelahiran, sehingga pengobatan tetap diberikan.
Pada bayi hipotiroid yang pada saat lahir dasar kelainan organiknya tidak jelas dan yang dicurigai hipotiroidisme transien, maka penghentian pengobatan dapat dicoba setelah usia 3 tahun, pada masa tersebut maturasi otak sudah tidak tergantung hormone tiroid. Pada bayi premature, hal yang perlu dipertimbangkan pada usia kehamilannya kurang dari 27 minggu dengan T4 rendah dan TSH tinggi diberikan pengobatan dengan dosis 8 ug/kgBB/hari.
Pada pasien yang benar-benar hipotiroidisme berat dan telah berlangsung lama, bila diberikan pengobatan untuk menormalkan keadaan aktivitas yang dibawah normal ini secepatnya, akan terjadi efek samping yang tidak diinginkan (kemunduran prestasi sekolah, perhatiannya cepat berpindah, hiperaktif, insomnia, kelainan tingkah laku), sehingga pengobatan harus diberikan dengan dosis kecil dinaikkan perlahan-lahan selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
      Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat penurunan fungsi hormon tiroid yang diikuti tanda dan gejala yang mempengaruhi sistem metabolisme tubuh, dilihat dari adanya penurunan konsentrasi hormon tiroid dalam darah disebabkan peningkatan kadar TSH (Tyroid Stimulating Hormon). Jenis-jenis hiporitoid berdasarkan waktu kejadian dan disfungsi organ.
Sebagian besar pasien hipotiroid mengalami kegagalan kelenjar toiroid.  Penyebab lainnya yaitu autoimun kronis (penyakit hasimoto), kekurangan iodine, kerusakan enzim.  Kegagalan kelenjar pituitary hebat disebabkan karena tumor kelenjar pituitary, radiasi luar pituitary, dan mekanisme autoimun. Pengobatan hipotiroid bias melalui operasi, pemberian yodium yang cukup beserta oba-obatan yang dapat membantu sekresi kelenjar tiroid.



  
DAFTAR PUSTAKA
Kumar, Cotran dan Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. EGC : Jakarta
Sherwood, L. 2007. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. EGC : Jakarta
Syarif, Amir dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. FK UI : Jakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar