Rabu, 06 April 2016

SEJARAH TUGU ELANG PULAI PANGEAN

SEJARAH TUGU ELANG PULAI PANGEAN
Tanggal 5 Januari 1949 sekitar jam sepuluh pagi, Pasukan Payung Belanda mendarat di Rengat. Belanda mendapat perlawanan dari rakyat seadanya, sehingga Belanda tidak mendapat perlawanan yang berarti dan berhasil menduduki Rengat. Lalu Belanda menyusun strategi untuk menguasai kawasan disekitaran Rengat, salah satunya Pangean.
Maka pada tanggal 25 Januari 1949, bertempat di Balai Adat Koto Tinggi Pangean yang diprakarsai oleh Ja’far Thaher selaku wali militer bersama Pemuka Adat, Cerdik-Pandai, Alim Ulama, Pemuda, Dukun, dan guru-guru silat Pangean melakukan musyawarah. Maka dari hasil musyawarah mupakat itu terbentuklah kesatuan Gerilya Pangean dengan nama Elang Pulai.
Menurut sejarah, Elang Pulai adalah seekor burung elang yang keramat, bersarang di puncak sebatang kayu bernama Pulai yang tumbuh di Ujung Taye (tempat yang dikeramatkan masyarakat pangean, sebab ditempat itu terpendamnya para guru-guru silat pangean). Setiap pasukan Elang Pulai yang akan diberangkatkan kemedan perang, maka berziarah terlebih dahulu ke Ujung Taye.
Tanggal 1 maret 1949 pertama kalinya pasukan Elang Pulai turun kemedan tempur, berangkat menuju Kelayang dipimpin oleh Onur Bungkuk dengan 9 orang anggota.
Tanggal 5 Maret 1949, pasar Cerenti di duduki Belanda dan Pulau Panjang Inuman menjadi front pertahanan. Pertengahan bulan maret 1949 semua pasukan dari nagori serantau kuantan, Pasukan Gajah Putih dari Simandolak, Harimau Rimba dari Toar, Halilintar dari Gunung, Tabah Hati dari Lubuk Jambi, Harimau belukar dari Lubuk Ambacang, berangkat menuju front pertahanan tersebut.
 Tanggal 19 Maret 1949 Pasukan Elang Pulai dipimpin oleh Harun Haban dan Intan Judin dengan 30 angota ditambah 40 orang penduduk. Diberangkatkan dari Surau Godang Teluk Pauh Pangean. Dilepas oleh pemuka-pemuka masyarakat termasuk urang padek-padek.
Elang Pulai merupakan nama pasukan yang pernah ada di Pangean pada masa itu, dimana pasukan ini sangat ditakuti oleh penjajah, karena strategi gerilianya yang mematikan. Awalnya titik pusat elang Pulai ini berada di Desa Pembatang, yang merupakan tempat berkumpulnya pasukan dalam mengatur strategi perang pada masa itu.
Dimana titik pusat perkumpulan pasukan Elang Pulai, pada masa itu adalah hutan belantara, sehingga sulit ditemui oleh penjajah bahkan untuk menjangkaunya harus menyeberangi sungai. Tempat berkumpulnya para pejuang Elang Pulai ini, juga terbilang angker, hanya pasukan dari Pangean ini, yang bisa Keluar masuk ketempat tersebut.
Tidak hanya di Desa Pembatang, pasukan elang Pulai mengatur strategi perang, di Desa Rawang Binjai, pasukan ini juga memiliki tempat perkumpulan. Dan yang dikenal dengan nama benteng militer, bahkan nama ini pernah dijadikan sebagainama Jalur oleh masyarakat Desa Rawang Binjai Pangean puluhan tahun lalu. Saat ini Pasukan Elang Pulai, sebagian masih ada yang hidup, sebagian telah tiada dipanggil sang pencipta. Meski telah tiada, jasa para pejuang pasukan Elang Pulai ini tidak dilupakan oleh masyarakat Pangean, dengan tetap memelihara tugu yang penuh sejarah, untuk menghargai jasa para pahlawan dari Pangean.


1 komentar:

  1. artikel sejarah yang menarik untuk di pelajari dari daerah kecamatan pangean kabupaten kuantan singingi. provinsi riau . indonesia. kalau boleh tau... tolong cantumkan sumber dari artikel ini.. terimakasih

    BalasHapus